Friends....

Kita dilahirkan sendiri. Lalu kita mengenal seorang dua orang di lingkungan kita. kemudian kita akan mengenal puluhan ratusan ribuan bahkan jutaan orang di dunia. Semua fase mendapat porsi perkenalan dan persahabatan. Ketika balita kita mengenal teman-teman seumuran sesama balita namun tak mengingatnya lebih jauh. Beranjak SD, ada memori teman-teman yang tertinggal diingatan, persahabatan antar teman mulai terjalin, saling mengenal, saling bercerita walau tak terlalu jauh, namun inilah masa dimana kita akan tumbuh menjadi remaja. SMP, masa-masa puber. 

Benar-benar merasa punya teman, punya tempat berbagi, terkadang lupa dengan keluarga. Teman segala-galanya. Jejaring berteman semakin meluas. Waktu sekolah habis dengan teman-teman. Apalagi yang bersekolah di Asrama, teman adalah segalanya.

Tak kan pernah lupa, begitu katanya. Walau sudah mengenal cinta, tapi teman tetap nomor satu. Berbeda dengan masa SMA yang porsinya sedikit termakan oleh cinta. Namun jejaring pertemanan masih nomor satu, dan porsinya akan lebih meningkat jika kita tinggal serumah (kos, asrama). Dan masa kuliah, masa dimana kita sudah punya kesibukan masing-masing. Punya kehidupan sendiri-sendiri. Yang satu sama lain pastinya berbeda. Namun kita masih bergelut dengan teman yang senantiasa ada dimana-mana. Masih selalu ada. Masih berkegiatan bersama. Masih bercanda tawa bersama. Masih berbagi. Namun ketika kuliah usai atau ketika gerbang pernikahan di depan mata, teman bukan tidak mau lagi berteman dengan kita, namun keadaanlah yang akan membuat kita menjadi hanya memiliki satu orang teman saja. Dan masa itu sepertinya sudah di depan mata.

Teman, Aku dan mungkin kalian pasti akan dan masih merasa bahwa kita adalah teman, sahabat yang pernah melalui hal sulit dan hal menyenangkan bersama. Aku tak kan lupa dengan kalian. Aku pun yakin begitu pula denganmu. Namun sekarang, banyak hal yang membuat kita tak seperti dulu lagi. Bukan. Bukan karena aku sudah tak mau berteman denganmu, tapi keadaan yang membuatnya begitu.